INFOINDONESIAINEWS.COM | JAKARTA – APBN #UangKita, selama tahun 2024 terus bekerja keras melindungi ekonomi dan masyarakat. Bergerak cepat dan lincah merespons dinamika global, menjadi perisai untuk meredam tekanan.
Postur APBN Keseluruhan Tahun 2024:
– Pendapatan negara: Rp2.842,5 T (101,4% target) ๐ผ 2,1% yoy
– Belanja negara: 3.350,3 T (100,8% pagu) ๐ผ 7,3% yoy
– Defisit APBN: 2,29% PDB (sesuai desain UU APBN 2024)
Tahun 2024 merupakan tahun yang berat. Di tiap kuartal selalu ada dinamika yang mempengaruhi kondisi ekonomi.
– ๐๐ช๐๐ง๐ฉ๐๐ก 1: El Nino dan disrupsi rantai pasok menjadi tantangan utama, menyebabkan kenaikan harga pangan dan lonjakan inflasi volatile food mencapai 10,3%. Pemerintah melakukan extra effort untuk melindungi daya beli masyarakat melalui belanja tambahanโbantuan pangan beras, bantuan pangan nontunai, BLT mitigasi risiko pangan, dan Stabilisasi Pasokan harga pangan (SPHP).
– ๐๐ช๐๐ง๐ฉ๐๐ก 2: kondisi ekonomi belum membaik, tensi geopolitik di Timur Tengah semakin memanas, harga minyak turut melonjak. Ini menyebabkan AS menunda pemangkasan Fed Fund Rate (FFR) dan memberi tekanan luar biasa pada sektor keuangan hingga terjadi capital outflow dan pelemahan mata uang di banyak negara, termasuk Indonesia. Dengan tekanan yang terus berlanjut ini, penerimaan negara sempat terkontraksi 6,2% yoy.
– ๐๐ช๐๐ง๐ฉ๐๐ก 3: konflik geopolitik masih mendominasi, kondisi ekonomi RRT belum membaik, namun The Fed melakukan pemangkasan FFR pertama kali sejak 2020 sebesar 50bps. PMI Indonesia juga kembali masuk ke zona ekspansi.
– ๐๐ช๐๐ง๐ฉ๐๐ก 4: pergerakan dari tekanan sudah bisa dikelola dan risiko terhadap ekonomi diminimalkan. Dalam situasi banyak negara menjadi korban pelemahan ekonomi dunia, ekonomi Indonesia masih resilien. Inflasi terjaga rendah di 1,57% dan ekonomi diperkirakan masih akan tumbuh di 5%.
Berkat kerja luar biasa APBN dan berbagai upaya extra effort yang dilakukan, alhamdulillah APBN 2024 kita tutup dengan baik.
APBN tetap terjaga sehat dan kredibel, ini menjadi landasan baik untuk menyongsong pelaksanaan APBN 2025 yang pastinya juga akan penuh dinamika dan harus terus diantisipasi.
Harga saat ini untuk membeli barang-barang seperti LPG 3kg, solar, pertalite, minyak tanah, listrik rumah tangga maksimal 900 VA, pupuk urea dan juga pupuk NPK bukanlah harga yang seharusnya, karena barang-barang tersebut mendapatkan bantuan berupa subsidi ataupun kompensasi. Apa artinya?
Misalnya, harga jual eceran untuk LPG 3kg sebesar Rp12.750 per tabung (dari pangkalan resmi Pertamina ke agen penyalur).
Padahal harga seharusnya adalah Rp42.750 per tabung. Contoh lainnya, masyarakat membeli solar seharga Rp6.800 per liter, sementara harga seharusnya adalah Rp11.950 per liter.
Lalu, siapa yang menanggung kelebihan Rp30.000 per tabung LPG 3kg dan Rp5.150 per liter Solar? Pemerintah, melalui Belanja APBN dari pajak yang Anda bayar.
Subsidi dan kompensasi tidak hanya melindungi kelompok masyarakat yang paling rentan, tetapi juga kelompok kelas menengah mendapat manfaat secara siginifikan.
Selama tahun 2024, besaran subsidi dan kompensasi yang digelontorkan APBN adalah:
– LPG 3kg: Rp80,2 T untuk 40,3 juta pelanggan.
– Solar: Rp89,7 T untuk >4 juta kendaraan.
– Pertalite: Rp56,1T untuk >157,4 juta kendaraan.
– Minyak Tanah Rp4,5 T untuk 1,8 juta rumah tangga.
– Listrik RT 900 VA Rp156,4 T untuk 40,3 juta pelanggan (melalui subsidi) dan 50,6 juta pelanggan (melalui kompensasi).
– Pupuk Urea dan Pupuk NPK Rp47,4 T sebanyak 7,3 juta ton pupuk untuk petani.
Ini merupakan bentuk nyata manfaat APBN yang langsung dapat dinikmati oleh masyarakat.
Melalui belanja subsidi dan kompensasi, APBN melindungi daya beli masyarakat, sehingga perekonomian kita tetap terus bergerak di tengah tekanan geopolitik dan situasi global yang penuh ketidakpastian.
NARASUMBER PEWARTA: KONFERENSI PERS #APBNKiTa EDISI JANUARI/ABU KHAIDIR. EDITOR RED: EGHA.