INFOINDONESIA – JAKARTA| “Investasi Uni Emirat Arab di Indonesia telah mencapai 4,5 miliar dollar AS. Ini pertanda baik. Kita tahu bahwa Uni Emirat Arab merupakan mitra penting Indonesia dalam ekonomi. Utamanya investasi, perdagangan dan bisnis keuangan. Juga soal keagamaan, kesehatan, dan konservasi,” kata Andre Vincent Wenas, Ketua DPP PSI merangkat juru bicara bidang ekonomi, dalam keterangannya Sabtu, 10 Maret 2023.
PSI mengingatkan juga soal follow-up dari setiap kesepakatan yang telah dicapai, “Folow-up atau tidak lanjut terhadap setiap kesepakatan yang telah dicapai lewat negosiasi bilateral maupun multilateral itu penting sekali. Harus ada kelanjutanya, jangan Cuma berhenti di meja perundingan.”
Saat ini ada 4 proyek yang berpotensi mendapatkan investasi dari investor Timur Tengah, yaitu: Agro Techno Park di Garut. Ini akan dikembangkan jadi pusat agrikultur, juga sebagai obyek wisata edukatif. Lalu Special Economic Zone (SEZ) in Health-Tourism di Bali yaitu kawasan terintegrasi untuk keperluan medis sekaligus pariwisata.
Proyek ketiga adalah Wado Hydro Electric Powerplant, ini merupakan PLTA Sungai Cimanuk. Pembangkit listrik Wado, berkapasitas 50 MW, dan merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN). Keempat adalah Wind Power Plant Tolo 2 yaitu pembangkit listrik tenaga angin berkapasitas 72 MW di Janeponto, Sulawesi Selatan.
Keempat proyek ini diharapkan turut mendorong ekonomi hijau dan berkelanjutan demi masa depan bumi yang lebih baik.
“Lantaran kinerja makroekonomi Indonesia yang terus pulih dan jadi baik dibanding negara lainnya membuat ekonomi Indonesia jadi kondusif bagi investasi dan perdagangan. Ini tentu diminati para investor global,” kata Andre lebih lanjut.
Ketua DPP PSI itu sepakat dengan apa yang disampaikan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo saat Indonesian Investment Forum in Dubai (IIFD) 2023, bahwa terdapat 3 alasan untuk investor mancanegara harus berinvestasi di Indonesia dibandingkan di negara lain.
Pertama, Indonesia memiliki kinerja ekonomi terbaik pasca pandemi. Fundamental ekonomi Indonesia tergolong kuat dengan akselerasi digitalisasi yang optimal. Perekonomian Indonesia lebih stabil dalam moneter dan keuangan, hal ini tentu baik untuk investasi.
Kedua, kebijakan ekonomi nasional kuat. Indonesia sebagai leading economic reform memiliki kepemimpinan yang kuat pada kebijakan pemerintah, termasuk koordinasi yang baik antara fiskal dan moneter.
Dengan demikian, APBN Indonesia relatif optimal untuk meredam shock yang mendera ekonomi. Hal ini akan mempermudah investasi dan perdagangan.
Terdapat transformasi strukural sekor riil yang terus didorong pemerintah demi mengembangkan hilirisasi pertambangan dan agrikultur, ekonomi hijau dan inklusif.
Ketiga, Bank Indonesia mendukung investasi dengan kebijakan. Terdapat bauran kebijakan yang pro stabilitas dan pro pertumbuhan untuk mendukung iklim investasi yang baik.
Misalnya insentif terkait kebijakan perbankan untuk pembiayaan sektor prioritas, pengembangan dan digitalisasi UMKM, dan selanjutnya pembayaran yang semakin mudah dengan integrasi, interoperabilitas, dan interkoneksi.
Ke depan transaksi pembayaran antarnegara akan semakin mudah baik melalui cross border payment, local currency transaction, dan rupiah digital.
“Jadi, arus investasi asing de-facto terus mengalir masuk, tugas kita semua untuk menjaga agar kepercayaan global ini terus meningkat. Situasi sosial politik di tahun politik sangat krusial,” kata Andre menutup keterangannya.
Narasumber Pewarta: Andre Vincent Wenas,MM,MBA. Ketua DPP PSI / Juru bicara bidang ekonomi
Email: [email protected]. Editor Red: Liesnaega.