infoindonesiainews.com | SENIN, 14 NOVEMBER 2022.
JAWA BARAT | Jawa Barat sebagai provinsi yang memiliki jumlah pemilih terbesar di Indonesia tentu menjadi perhatian bagi para kontestan pemilu, baik pemilu legislative maupun pemilu presiden. Jumlah Daftar Pemilih Tetap Jawa Barat pada Pemilu 2019 tak kurang dari 33,3 juta.
Karenanya, dalam konstalasi politik nasional, khususnya kontestasi politik electoral, Provinsi Jawa Barat menjadi wilayah paling ‘seksi’ untuk diperebutkan. Dalam pusaran politik Indonesia, Jawa Barat menjadi salah satu wilayah battle ground, wilayah ‘pertempuran’ antar kandidat peserta pemilu karena selain memiliki jumlah pemilih paling besar, Jabar memiliki keunikan dalam karakteristik pemilih.
Dari beberapa Pemilu pasca orde baru, terdapat fenomena politik yang unik, yaitu ada tren linear atau berbanding lurus antara pemenang pemilu legislative secara nasional dengan pemenang pemilu legislative di Jawa Barat, walaupun tren ini akhirnya terpatahkan pada pemilu terkahir yaitu 2019, ada perbedaan antara pemenang secara nasional yang diraih oleh PDIP dengan pemenang di Jawa Barat, yaitu Gerindra.
Tetapi, linearitas hasil pemilu legislative nasional dengan hasil pemilu legislative di Jawa Barat terjadi pada pemilu-pemilu sebelumnya, yakni hasil pemilu 1999 yang dimenangkan PDIP, pemilu 2004 (Glokar), pemilu 2009 (Demokrat), dan pemilu 2014 (PDIP).
Lantas, bagaimana peta politik di Jabar menjelang pemilu serentak 2024? Untuk membaca konstalasi peta kekuatan politik di Jabar tersebut, CIGMark Research and Consulting melakukan survei pemetaan untuk memotret preferensi public terhadap calon gubernur Jawa Barat, partai politik peserta pemilu dan kandidat presiden 2024. Selain itu, CIGMark juga mengukur tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja Pemerintah Provinsi Jawa Barat di bawah kepemimpinan Ridwan Kamil.
Peta Kekuatan Capres
Hasil survei CIGMark menunjukkan peta kekuatan calon presiden 2024 di Provinsi Jawa Barat, Ridwan Kamil (RK) yang saat ini masih menjabat gubernur mulai mendominasi. Berdasarkan pertanyaan terbuka atau Top of Mind sosok RK mengantongi dukungan paling tinggi sebesar 22,1%.
Demikian pula dalam simulasi pertanyaan tertutup tentang siapa calon presiden yang akan dipilih jika pemilihan presiden dilaksanakan saat ini, Ridwan Kamil menempati elektabilitas paling tinggi (39,2%) dari 18 nama yang diuji. Di urutan kedua adalah Prabowo Subianto (23,5%), disusul Anies Baswedan (14,9%) dan Ganjar Pranowo (8,1%). Sedangkan elektabilitas kandidat lainnya di bawah 5%. Sementara itu, pemilih yang belum memutuskan (undecided voters) 3,8%. Dilihat dari aspek loyalitas pendukung (strong supporter), figur RK juga menempati paling tinggi yaitu sebesar 31,5%, meninggalkan cukup jauh Prabowo Subianto yang selama ini cukup bersinar di Jawa Barat. Pemilih loyal Prabowo (16,1%), Anies Baswedan (9,5%), Ganjar Pranowo (5,1%). Sementara itu, dari segi popularitas capres di Provinsi Jawa Barat sosok Ridwan Kamil merupakan figure yang paling dikenal dan disukai di Jawa Barat. Popularitas RK sudah menembus 99,2% dengan tingkat kesukaan 97,2%. Di bawah RK, menyusul Prabowo (96,9%) dengan kesukaan (75,7%), Anies Baswedan (86,6%) dengan tingkat kesukaan (80,3%), Sandiaga Uno (81,4%) dengan kesukaan 80,4%, sedangkan kandidat lainnya pengenalannya masih di bawah 80%.
Namun demikian jumlah swing voters masih cukup tinggi yaitu 32,6%. Jika dilihat dari data tren strong supporter, memperlihatkan ada peningkatan dukungan terhadap Ridwan Kamil. Berdasarkan survei Maret 2022 dan September 2022 strong supporter RK naik cukup tinggi dan dikompensasi oleh turunnya swing Voters di Jawa Barat. Pada Maret 2022 strong supporter RK 21,2% naik menjadi 31,5% di bulan September 2022. Dapat dianalisa alasan naiknya dukungan terhadap RK dikarenakan factor incumbent, persepsi keberhasilan kinerja dan adanya sentiment primordial.
Kinerja Pemprov Jabar di Bawah Kepemimpinan RK
Dari aspek kinerja Pemerintahan Provinsi Jawa Barat di bawah kepemimpinan Ridwan Kamil dinilai memuaskan. Pelaksanaan pemerintahan di Propinsi Jawa Barat, dinilai sebagian besar responden sudah baik dan puas terhadap kepemimpinan Gubernur dan Wakil Gubernurnya. Secara umum pelaksanaan pemerintahan dinilai baik 77,1%, yang menilai sangat baik 10,9% responden, jika ditotal yang puas/sangat 88,1%. Sedangkankepuasan terhadap gubernur dan wakil gubernur 73,9% menjawab puas.
Jika dibreakdown dari sejumlah indicator kinerja di berbagai bidang, sebagian besar menilai baik. Misalnya soal toleransi yang menilai baik 88,6% sangat baik 5,5%. Di bidang Lingkungan responden menilai baik (86,7%) sangat baik (4,6%), di bidang Kesehatan 83,8% menilai baik, sangat baik (5.0%), bidang Keamanan 80,1% menilai baik dan yang menilai sangat baik 3,5%.
Namun dalam bidang politik, penegakan hukum, kesejahteraan yang menilai baik berada di kisaran 70 an persen. Yang paling buruk adalah masalah ekonomi hanya 52,1% yang menilai baik/sangat baik. Selain itu juga penilaian kinerja pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat yang saat ini menjabat dinilai lebih baik oleh 95,7% responden jika dibandingkan Pemerintahan Gubernur sebelumnya Ahmad Heriyawan – Deddy Mizwar.
Peta Kekuatan Pilkada Jabar
Untuk konstestasi di tingkat Propinsi dalam pemilihan gubernur Jawa Barat yang akan datang, Ridwan Kamil sebagai incumbent masih sangat dominan, terjadi disparitas yang lebardukungan antara figure RK dengan kandidat gubernur lainnya. Hasil survei CiGMark yang dilakukan pada 12 – 28 September 2022 menunjukkan dominasi Ridwan Kamil. Dari 21 nama yang diuji, elektabilitas Ridwan Kamil mencapai 68,8% meninggalkan jauh para kompetitornya. Di urutan kedua adalah Dedi Mulyadi yang memperoleh dukungan 11,9%. Disusul Deddy Mizwar 3,3%, Dede Yusuf 2,5%, Abdullah Gymnastiar (AA Gym) 2,5%, Susi Pudjiastuti 2,4%, sedangkan figure lainnya masih di bawah 2% untuk sementara ini.
Tren elektabilitas RK mengalami kenaikan cukup signifikan dari Maret 2022 elektabilitasnya 47.0% naik menjadi 63.0% pada September 2022. Kenaikan elektabilitas RK bisa dipengaruhi oleh sejumlah factor yaitu, keberhasilan kinerja sebagai gubernur di satu sis, sementara di sisi lain belum adanya pergerakan yang massif dari figure calon gubernur lainnya.
Metodologi Survei
Survei ini dilaksanakan pada 12 – 28 September 2022 dengan menggunakan metodologi Multi Stage Random Sampling (MSRS). Jumlah responden 825 orang yang diwawancarai secara langsung dengan menggunakan kuesioner. Jumlah Margin Error survei ini sebesar ± 3,48% dengan tingkat kepercayaan 95%.
Narasumber : SURVEI CiGMark June’s Resto & Bar, Minggu, 13 November 2022.
Panca Pratama
CEO CIGMark Research and Consulting.
Pewarta : Mutiara Tani. Editor Red : Liesnaega.