Artikel
infoindonesiainews.com | BANDUNG BARAT, JABAR – Rupanya PJ. Bupati Bandung Barat Arsan Latif tidak menduga dari awal bahwa KBB seperti ini. Banyak permasalahan yang dihadapi, termasuk hasil evaluasi dari Pemerintah Pusat yang menunjukan kinerja Pemda KBB yang sedang tidak baik-baik saja.
Seperti persoalan defisit anggaran yang sempat gaduh, posisi KBB terhadap evaluasi PPD yang berkaitan dengan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan dari Kementrian Perencanaan/Bappenas yang berada paling buncit diantara Kab/Kota di Jawa Barat selama dua tahun berturut-turut, penduduk miskin KBB berada diatas rata-rata Jawa Barat, inflasi tinggi yang merupakan salah satu indikator evaluasi kinerja PJ. Bupati.
Ditambah lagi terbitnya Keputusan Mendagri No.100.2.1.3-1 109 Tahun 2023 Tentang Hasil Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah secara Nasional, dimana KBB berada diposisi ke 385 dari 400 Kabupaten di seluruh Indonesia dengan klasifikasi nilai sangat rendah.
Sedangkan 15 kabupaten yang berada di bawah KBB merupakan kabupaten kecil yang berada di pelosok luar Jawa. Sementara PJ. Bupati terkesan kurang fokus terhadap pelaksanaan tugas pokoknya selama satu tahun masa jabatannya, seperti pengendalian inflasi, pengembangan investasi persampahan, penanggulangan stunting, dan perbaikan tata kelola pemerintahan dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan
. Hal ini tampak beliau bertindak banyak hal. Seperti penentuan wilayah selatan KBB sebagai wilayah ketahanan pangan yang belum jelas tindak lanjutnya, pembangunan miniatur Ka”bah dengan memanfaatkan aset Daerah di lokasi kompleks kantor Pemda KBB yang tidak transparan sumber dana dan besaran dana yang diperolehnya, siapa yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pembangunan ini, apakah regulasi pemanfaatan aset ini sudah lengkap ?.
Saat menghadapi tuntutan pegawai TKK tentang kenaikan penghasilannya, tiba-tiba beliau di media menyatakan akan meningkatkan insentif petugas linmas. Sementara tindak lanjut hasil evaluasi BKN terhadap rotasi/mutasi yang seharusnya menjadi prioritas, penyelesaiannya berlarut-larut membuat pejabat yang termasuk didalamnya merasa tidak nyaman karena tidak jelas nasibnya.
Mengingat dalam satu kesempatan beliau menyatakan bahwa dalam memimpin KBB ingin menjadi dirinya sendiri. Maka dari itu, tulisan ini tidak bermaksud memberi masukan atau kritik, akan tetapi hanya mengungkapkan fakta belaka untuk klarifikasi.
Kembali berkaitan dengan judul diatas, “KAPAN LANGIT KBB BERANJAK CERAH ?”, Ini hanya sekedar ekspektasi masyarakat belaka.
Narasumber Pewarta: Yakub Anwar L,ewi , Ketum P4 KBB Hasil evaluasi P4KBB. Editor Red: Liesnaega.