infoindonesiainews.com | BANDUNG BARAT, JABAR – Fenomena alam kemarau setiap tahun di KBB berdampak kekeringan di sebagian wilayah kecamatan. Apalagi tahun ini termasuk kemarau panjang yang disebabkan oleh pengaruh El Nino atau penomena pemanasan suhu permukaan laut sampai 60%.
Sehingga kekeringan meluas di hampir seluruh bagian wilayah kecamatan di KBB. Bukan hanya kekeringan di lahan pertanian, akan tetapi sudah merebak kekeringan air bersih untuk hajat hidup masyarakat sehari-hari. Banyak masyarakat untuk kepentingan MCK (mandi, cuci & kakus) mencari sungai disekitarnya yang dipastikan kualitas airnya tidak bersih dan higienis.
Suatu hal yang tepat, tindakan PJ. Bupati Arsan Latif secara mendadak menyelenggarakan rapat dengan para pejabat termasuk camat para kades, untuk mengatasi kekeringan ini.
Apabila kita memperhatikan catatan penting berdasarkan pakta di KBB dari periode ke periode kepemimpinan Daerah sampai saat ini tidak pernah ada kebijakan yang bersifat antisipatif sebagai upaya pencegahan jangan sampai kekeringan ini menjadi persoalan krusial yang melanda masyarakat.
Kekeringan ini saat musim kemarau selalu terjadi, bahkan jauh-jauh hari sebelumnya Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sudah memprediksi dan mengingatkan semua pemangku kepentingan bahwa pada tahun 2023 ini akan terjadi kemarau panjang sebagai dampak El Nino.
Lantas bagaimana respons Pemda KBB saat itu ?. Terkesan biasa-biasa saja. Tidak ada program prioritas yang bersifat antisipatif sebagai upaya meminimalkan kemungkinan terjadinya kekeringan. Akhirnya tindakan yang dilakukan bersifat represif itu pun tidak sistematis dan terstruktur yang melibatkan berbagai pihak.
Menurut PJ. Bupati “urusan prioritas dan anggaran urusan saya”. Beliau mengatakan ini saat rapat koordinasi, yang penting pejabat dibawahnya mampu melakukan pemetaan terdampak secara terkoordinasikan serta solusi yang harus dilakukan. Maka dari itu, pengalokasian anggaran maupun upaya mendorong swadaya masyarakat perlu segera dilakukan, Seperti untuk penanggulangan kekeringan melalui progres sbb :
Pembuatan sumur resapan yang merupakan rekayasa teknis konservasi air yang dibuat sederhana disekitar rumah penduduk yang berfungsi menampung air hujan dari atas atap rumah dan diresapkan dalam tanah. Sehingga saat musim kemarau datang, debet air bawah tanah tetap terjaga.
Pembuatan MCK sebagai fasilitas umum yang digunakan bersama di lingkungan pemukiman tertentu yang memungkinkan potensi air dalam tanah dapat dieksploitasi melalui pengeboran.
Pembuatan bak penampung air diwilayah penduduk yang selalu kekurangan air yang dikelola masyarakat setempat.
Bantuan air bersih melalui distribusi armada BUMD KBB dibidang pengelolaan air bersih, dan lainnya.
Wallohu A’lam.
Narasumber Pewarta : Djamukertabudi Wanhat P4 KBB/ Yacob Anwar Lewi P4 KBB. Editor Red: Liesnaega.