INFOINDONESIA – Indonesia memperjuangkan kepentingannya untuk menjadi Tuan Rumah perhelatan Piala Dunia Usia 20 Tahun dan di Setujui FIFA pada Tahun 2019, adalah suatu Kebijakan Strategis Negara yang di lakukan Presiden Jokowi dan para Menterinya.
Posisi seorang Gubernur adalah bawaan atau Kepanjangan Tangan Presiden di Daerah.
Artinya apapun Kebijakan seorang Gubernur, harus sejalan dalam Satu Koridor Kebijakan dengan Presiden.
Para Menteri dan Kepala-kepala Daerah (Gubernur, Bupati dan Walikota) adalah Eksekutor Lapangan dari setiap Kebijakan Presiden Jokowi.
Jika ada Gubernur seperti Ganjar Pranowo Gubernur Jawa Tengah dan I Wayan Koster Gubernur Bali, mengeluarkan Kebijakan Menolak Indonesia sebagai Tuan Rumah Piala Dunia Usia 20 Tahun karena alasan keikutsertaan Israel sebagai Peserta, itu sesungguhnya bentuk Pembangkangan Sipil atau bentuk Kudeta Sipil terhadap Kepemimpinan Presiden Jokowi.
Presiden Jokowi saat ini berada dalam Dilemma.
Integritas dan Kewibawaan Presiden Jokowi sebagai Kepala Negara yang terkenal “Keras Kepala” sehingga tidak mudah di Dikte dan di Pengaruhi Kebijakannya, sedang di Pertaruhkan dalam Isu Penolakan kedatangan Timnas Israel.
Jika Presiden Jokowi mengakomodir Tekanan Kelompok-kelompok kepentingan untuk Menolak keikutsertaan Timnas Israel, maka sesungguhnya Presiden sudah kehilangan Integritas dan Legitimasi Politiknya.
Ganjar Pranowo dan I Wayan Koster sudah tampil ke Publik sebagai “Presiden-presiden Kecil” yang telah Merampas Kursi Kekuasaan Negara dari Tangan Presiden Jokowi.
Kudeta Sipil sudah terjadi.
Ingat bahwa Kelompok-kelompok Intoleransi yang mencita-citakan berdirinya Pemerintahan Khilafah di Tahun 2024, bersamaan Momentumnya dengan Peringatan 100 Tahun Runtuhnya Pemerintahan Kekhilafaan Usmaniyah di Turkey, memiliki kemampuan untuk menciptakan Momen Politik dan memanfaatkan Momen Politik untuk menggoalkan kepentingan mereka.
Selama Legitimasi Politik Presiden Jokowi Kuat, Momentum Politik yang coba di manfaatkan atau yang coba di Ciptakan Kelompok-kelompok Intoleransi, masih bisa di Kontrol dan di Kendalikan.
Tetapi ketika Legitimasi Politik Presiden Jokowi Lemah, karena Kudeta Sipil Ganjar Pranowo dan I Wayan Koster berhasil dengan memanfaatkan isu Timnas Israel, maka Pemilu 2024 berada dalam Ancaman Politik dan Keamanan Nasional yang cukup Serius.
Narasumber: Marinus Mesak Yaung
Dosen Universitas Cenderawasih Papua. Pewarta: Wawan Suwandi.