Kunjungi Kampung Mamba Bawah, Ksatria Tengkorak: Ternyata Tidak Semencekam Cerita Orang

  • Whatsapp

infoindonesiainews.com | MINGGU, 30 OKTOBER 2022.

INTAN JAYA | Bersama kita kuat, bersama kita bisa, bersama kita senang, bersama kita menang. Inilah slogan yang dijadikan pegangan oleh Prajurit TNI dan Polri di Intan Jaya, Papua.

Bacaan Lainnya

Kebersamaan TNI-POLRI di Intan Jaya semakin menunjukkan efek positif terhadap suasana kehidupan masyarakat. Betapa tidak, Kampung Mamba (Mamba Bawah), yang selama ini selalu diceritakan sebagai kampungnya KST, bahaya jika didatangi, dan berbagai macam cerita lainnya, ternyata tidak demikian faktanya.

Di saat Ardy alias Raja Aibon Kogila, sedang mengikuti kegiatan Focus Grup Discussion (FGD), Mayor Inf Anjas berinisiatif untuk mengunjungi Kampung Mamba, yang biasa disebut Mamba Bawah. “Jangan lupa berdoa. Yakinkan tim pengaman sudah di kedudukan, baru kalian berangkat,” ucap Ardy kepada Anjas, Wadansatgas YPR 305/Tengkorak.

Anjas berangkat bersama Kapten Puji, Kapten Inf Anwar, Lettu Jeffry, Lettu Imbalo dan para prajurit Kostrad serta Brimob Damai Cartenz. Dengan berbekal perlengkapan olahraga, beras, mie dan gula-gula sebagai buah tangan, rombongan TNI-POLRI berjalan kaki dari Ksatriaan Raja Aibon Kogila. Dari kejauhan, terlihat beberapa masyarakat melakukan aktifitas di sekitar kampung. Namun, ketika Anjas dan rombongan mendekati akan masuk kampung, terlihat seorang laki-laki berbaju merah berlari terbirit-birit, menunjukkan ketakutannya melihat rombongan TNI-POLRI mendatangi kampungnya.

Suasana berubah menjadi mencekam karena kampung mendadak sepi. Pemandangan kampung sebelumnya dimana terlihat adanya aktifitas masyarakat, berubah menjadi sunyi senyap. Namun, rombongan terus maju tanpa rasa takut sedikitpun. Satu persatu honai didatangi oleh Anjas dan rombongan. Setelah melewati beberapa rumah dan honai, Anjas dan rombongan bertemu dengan salah satu warga. Jemmy Sani saat itu sedang bersama dengan ketiga anak laki-lakinya di halaman honai.

“Selamat pagi Bapak,” sapa Anjas diikuti dengan uluran tangan untuk menjabat tangan Jemmy Sani.

Sambil menyerahkan bahan makanan yang dibawa, Anjas, Puji dan rombongan kemudian menyampaikan bahwa kedatangan mereka ke kampung untuk bersilaturahmi sekaligus membawa bola volly, karena mendengar bahwa para pemuda kampung sedang membuat lapangan volly.

Istri Jemmy Sani yang menerima buah tangan dari TNI-POLRI, mengucapkan terima kasih berulang-ulang. “Terima kasih, terima kasih,” ucap istri Jemmy Sani kemudian menyalami kembali Anjas dan Puji.

Setelah beberapa saat berkomunikasi, Jemmy Sani kemudian berteriak dengan bahasa Moni. Tak lama setelah itu, warga mulai keluar dari honainya masing-masing, termasuk anak-anak. Dengan bahasanya, Jemmy Sani menjelaskan kepada warga maksud kedatangan rombongan TNI-POLRI ke kampungnya. Suasana kampung yang sebelumnya sepi senyap dan mencekam berubah menjadi bergairah. Para prajurit TNI dan Polri kemudian membagikan gula-gula kepada anak-anak. Tim Kesehatan yang selalu turut serta memberikan pengobatan kepada warga yang sakit.

Pertemuan pertama diakhiri dengan foto ceria bersama antara warga Mamba Bawah dengan rombongan TNI-POLRI. Josefat Sani, salah satu tokoh pemuda Mamba Bawah yang menerima bantuan bola dan net volly mengucapkan terima kasih atas kehadiran TNI-POLRI di kampungnya.

“Besok-besok, Bapa-Bapa main saja ke sini. Kita main volly, main bola sama-sama,” ucap Josefat Sani.

Sekitar dua jam lebih rombongan TNI-POLRI berada di Mamba Bawah, berkomunikasi dan berinteraksi dengan warga kampung. Siang harinya, rombongan kembali ke Ksatriaan Raja Aibon Kogila. Ternyata, Mamba Bawah tidak se-mencekam cerita orang.

Narasumber : DJ/Penerangan YPR 305. Pewarta : NJK. Editor Red : Liesnaega.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan