Merekontruksi Algoritma Pilpres ke Niat Awalnya: Mencari Pegawai Kontrak 5 Tahunan

  • Whatsapp

infoindonesiainews.com | SABTU, 7 JANUARI 2023.

BANDUNG BARAT, JABAR | Polarisasi adalah masalah besar yang selalu menjadi efek utama dalam dua kali pemilihan presiden terakhir. Selain disebabkan oleh pasangan yang “disetel” menjadi dua pasang, calon-calon dari kedua kubu juga menunggangi dan menikmati buaian dukungan semu dari para pendengung yang saling menuding “cebong” di sisi yang satu dan “kampret/kadrun” di sisi diametralnya.

Bacaan Lainnya

Pra-pencalonan kandidat Pilpres 2024 juga tidak lepas dari banalitas semacam itu. Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan adalah yang paling menikmati energi polarisasi itu. Alih-alih meredam dengan narasi persatuan, mereka justru menunggangi polarisasi sambil cengengesan seolah tidak tahu-menahu. Kendati energi polarisasi itu mengecil, tetapi polarisasi menjadi semakin mengkritstal di tangan mereka.

Maka dibutuhkan para calon pemimpin alternatif yang sadar bahwa pemilu adalah tempat persemaian ide, tempat di mana gagasan-gagasan besar diadu, dan tentu saja seluruh gagasan itu dimaksudkan untuk cita-cita yang luhur–––sebagai anak panah yang melesat ke masa depan. Pilpres bukanlah semata-mata tentang kekuasaan. Sebab kekuasaan seorang Presiden di Indonesia bersifat sementara dan sangat pendek. Presiden itu pegawai kontrak 5 tahunan belaka.

Dari situasi yang jumud ini ada secercah harapan, karena generasi milenial dan generasi Z sebagai yang selalu digadang-gadang menjadi pemilih terbesar pada pemilu nanti adalah anak zaman yang mempunyai kesempatan memiliki informasi yang holistik di tengah jebakan algoritma. Oleh sebab itu algoritma Pilpres harus disusun ulang, para intelektual dan kaum cerdik pandai memiliki perkerjaan rumah yang tidak main-main. Kita semua harus terus mendorong agar Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden tidak hanya tersedia 2 pasang saja, narasi polarisasi harus ditebang habis, dan memasukan pelaku-pelaku polarisasi ke keranjang sampah.

Yang terakhir dan yang paling penting ialah kita harus terus mendorong agar Partai-Partai Politik terus menyaring figur-figur yang paling dimungkinkan diterima di seluruh lapisan masyarakat–––lintas SARA. Generasi milenial dan generasi Z harus dirayu dengan narasi yang bersifat Ideologis, modern, dan beradab agar mereka dengan mantap dan semangat melangkahkan kaki ke TPS guna memilih pegawai kontrak 5 tahunan yang dipercaya mampu membawa Indonesia jauh lebih baik dari hari ini. Ya, Kita harus beranjak dari titik 0 kilometer sejarah.

MERDEKA

NARASUMBER PEWARTA : DONI. EDITOR RED: LIESNAEGA.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan