Prabowo dan Ganjar, Duel atau Duet?

  • Whatsapp

infoindonesiainews.com | JAKARTA – Kemarin sore, after office-hour, PSI bertandang ke markas Projo, ini organisasi relawan. Sedangkan PSI adalah partai politik. Jadi partai politik dan organisasi relawan. Adalah fakta politik bahwa keduanya sama signifikannya di kancah perpolitikan era Presiden Joko Widodo. Tak terbantahkan.

Delegasi PSI dipimpin Grace Natalie (Wakil Ketua Dewan Pembina), Andy Budiman (Waketum) dan Isyana Bagoes Oka (Plt. Sekjen). Sedangkan Projo ada Budi Arie Setiadi (Ketua Umum dan juga MenKominfo) dan Panel Barus (Bendahara merangkap Bapilpres).

Setelah hiruk-pikuk pasca silaturahmi Prabowo Subianto ke basecamp PSI, partai ini mengalami banyak serangan hoaks bertubi-tubi. Sayangnya justru serangan hoaks itu dari sesama kalangan nasionalis.

Mungkin mereka ini yang disebut kaum yang lebih nasionalis dari kaum nasionalis yang eksis di negeri ini. Nasionalis pangkat dua atau pangkat tiga. Pokoknya yang paling benar dan paling sejati deh. Sehingga merasa boleh menghakimi kaum nasionalis lainnya. Dengan cara seenak perutnya sendiri tentu saja.

Diskusi dengan teman-teman Projo begitu cair dan santai, sama seperti saat Prabowo Subianto dan tim Gerindra-nya bersilaturahmi ke basecamp PSI. Maklum ketiganya (PSI, Gerindra dan Projo) sama-sama sadar bahwa pertemuan itu adalah silaturahmi biasa saja.

Tidak ada pembicaraan soal dukung mendukung capres bagi Projo dan PSI, keduanya sama-sama tegak lurus Jokowi.

Kalau kita amati, saat ini yang sudah mencalonkan diri sebagai bacapres (dan mendapat dukungan parpolnya masing-masing) adalah Prabowo Subianto, Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo (urutan sesuai kronologis pencalonannya).

Lalu apakah sudah pasti ketiga orang itu yang bakal ikut kontestasi? Belum tentu. Khan masih ada waktu sampai Oktober nanti. Siapa tahu nanti ada empat kandidat. Cawapresnya pun belum ada yang solid. Semua pihak masih melakukan “komunikasi politik”, atau bahkan masih melakukan “manuver politik”. Apa pun bentuknya.

Suasana masih cair sekali. Tapi yang heboh justru para pendukungnya. Sampai-sampai peluru-peluru fitnah murahan dan kabar bohong dilancarkan untuk mendiskreditkan salah satu kandidat. Entah apa untung yang didapatkannya.

Paling terasa serangan hoaks ke PSI pasca silaturahmi Prabowo. Ada-ada saja. Bahkan ada lho yang mengaku intelektual tapi toh tergelincir juga untuk ikut menyebarkan kabar bohong. Sayang sekali, dan kasihan sekali sebetulnya mereka, kok mau ya mendegradasi diri serendah itu.

Prabowo dan Ganjar adalah “all the president’s men”. Sama-sama “orangnya Jokowi”. Dan, sama-sama “Megawati’s men”. Ganjar jelas separtai, dan Prabowo pun pernah jadi cawapres pasangan Megawati dalam pilpres terdahulu. Jadi latar belakang dan referensi mereka pasti sudah dikaji secara mendalam, dan ternyata lulus.

Percumalah untuk menjelekkan latar belakang mereka berdua.

Maka cobalah mulai mengkaji apa saja yang mungkin dan bisa mereka berdua kerjakan. Apa saja program yang mereka janjikan dan tawarkan. Bagaimana paparan tentang gambaran masa depan bangsa. Hal itu tentu lebih produktif.

Sesama anak bangsa buat apa ribut. Prabowo dan Ganjar sudah lulus penyaringan oleh Jokowo (dan juga Megawati).
Lagi pula, mereka berdua belum tentu duel dalam pilpres nanti. Siapa tahu malah duet. Ya, duet bukan duel. Siapa yang tahu, dua bulan ke depan konstelasi politik terus bergerak.

Sampai sekarang semua masih spekulatif. Mari cari simpati dengan cara yang simpatik.

Ingat, menepuk air di dulang, terpercik muka sendiri.


Narasumber Pewarta: Andre Vincent Wenas,MM,MBA. Direktur Eksekutif, Lembaga Kajian Strategis PERSPEKTIF (LKSP), Jakarta. Editor Red : Liesnaega.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan