infoindonesiainews.com | KAMIS, 13 AGUSTUS 2022.
TULANG BAWANG | Faktor manusia (Human Factor) dan Faktor alam (Natural Factor) sangat berperan di dalam suatu pekerjaan Proyek baik yang didanain oleh Pemerintah atau proyek yang didanain secara pribadi (swasta).
PT.INDOBANGUN GROUP adalah salah salah Perusahaan yang ikut andil dalam pelaksanaan proyek dari kementerian PUPR dan kegiatan yang bernama Irigasi dan Rawa II, pekerjaan Peningkatan daerah irigasi Rawa (DIR) Rawajitu SPP IPIL.
Sumber Dana dari Loan ADB/AIF 2021-2022.
Nilai anggaran :
Rp 97.800.000.000. (Sembilan puluh tujuh milliar delapan ratus juta rupiah).
Proyek yang dikerjakan oleh PT.INDOBANGUN GROUP awalnya berjalan dengan baik dan benar, ditengah pelaksanaan pembangunannya sudah mulai Terindikasi diganggu dan di teror melalui segala macam cara.
Hal ini disampaikan oleh pihak PT.INDOBANGUN GROUP dengan Laporan Polisi Nomor :
LP/20/ V/2022/ POLDA LAMPUNG/RES TUBA/ SEK RAWAJITI SELATAN, Tanggal 13 Mei 2022.
Menurut pihak PT.INDOBANGUN GROUP banyaknya pihak yang di duga ikut menunggangi dan bermain dengan berperan dengan cara – cara meneror melalui via WhatsApp (WA) terhadap Khoirul Akhyar selaku Projects Manager (PM) PT.INDOBANGUN GROUP yang ada di RAWAJITU SPP IPIL.
Hal ini di jelaskan oleh Khoirul Akhyar di kantor PT.INDOBANGUN GROUP dengan didampingi beberapa staffnya, dan kami sudah berupaya bekerja dengan baik dan benar, tapi manakala terjadi gangguan faktor manusia dan faktor alam, maka sebisa mungkin kami akan mengatasi” jelasnya.
Ditambahkan lagi oleh Khoirul Akhyar, ” kalau faktor manusia semisalnya pekerjaan pembangunan yang sudah selesai, tapi terjadi pengerusakan,maling besi dengan cara di hancurin/pecahin cor an yang sudah terpasang, belum lagi banyak alat- alat mesin yang di curi.”
” Untuk Faktor alam, perlu di ketahui bahwa testur dan gestur lahan/tanah sangat berpengaruh apalagi ini adalah lahan gambut, belum lagi musim hujan yang sudah pasti sangat berdampak terhadap adukan semen dan material yang perlu di anter kelokasi pekerjaan.”Jelas Andika memdampingi PM Khoirul Akhyar.
Kamis (13/10/2022).
“Terkait gangguan dari faktor manusia, ini lagi dipelajari oleh biro Hukum/pengacara yang sudah di siapkan/ ditunjuk oleh pihak PT.INDOBANGUN GROUP, siapa tau dan patut di duga atau jangan-jangan ada banyak pihak yang terlibat.
“Dan tidak menutup kemungkinan diduga ada oknum pekerja dari perusahaan kami sendiri, atau disuruh, Cepu/mata-mata, ikut serta, menawarkan jasa dan atau produk-produk kejahatan lain nya.” Tandas Andika lagi
“Semua telpon, WhatsApp (WA) yang masuk ke nomor pimpnnan, pekerja perusahaan, staff dan lain-lain akan kami print-out, ini bahan yang akan di pelajari oleh biro Hukum/pengacara yang sudah di tunjuk perusahaan.”
“Pihak-pihak yang diduga dan terindikasi, ikut serta mempengaruhi pekerja dan warga, mengajak berbuat yang niatnya menghalangi-halangi/menghambat pelaksanaan pembangunan proyek dari kementerian PUPR akan kami laporkan melalui biro Hukum/Pengacara yang kami tunjuk.” ungkap Andika lagi.
Adanya permintaan, indikasi mengancam, teror di WhatsApp (WA)
dan lain-lain menjadikan dugaan awal ada pihak-pihak yang diduga ingin pekerjaan dari Kementerian PUPR ini tertunda/terlambat.
“Saya merasa prihatin melihat ada pihak-pihak yang berniat melakukan segala cara demi mendapat keuntungan pribadi, sehingga menganggu proyek dari kementerian PUPR tersebut.
Dikatakan semua ada yang mengawasi dan mengaudit anggaran dari Pemerintah, kalau ada temuan dan kerugian negara ya pasti ada sanksinya.” Tandas Hj.Metty Herawati, S.H
Aktivis dan penggiat anti korupsi di Bandar Lampung.Kamis (13/10/2022).
Hj.Metty Herawati, S.H menambahkan juga “Proyek ini masih berjalan dan masih diawasi oleh pihak Pemerintah, jadi tidak perlu kuatir akan hal- hal buruk yang terjadi.”
” Dibeberapa lokasi di daerah masih banyak proyek Pemerintah yang terlantar dari tahun ke tahun belum selesai.
jadi ini memang patut di duga ada pihak-pihak yang bermain.
dalam beberapa hari kedepan kami akan bentuk Tim untuk turun ke lokasi.” Tuturnya lagi. ( Red )
Narasumber : Andika. Pewarta : Jono Darsono. Editor Red : Liesnaega.