INFOINDONESIA – BANDUNG BARAT,JABAR| Kegaduhan menjadi hal biasa di KBB ini, toh akhirnya termakan waktu akan hilang juga. Itulah fakta selama ini di KBB. Saat ini isu menyeruak atas ungkapan keluh kesah di Media dari seorang pengusaha lokal sebagai rekanan Pemda KBB yang selama ini tidak mendapat pekerjaan proyek pembangunan yang dibiayai APBD.
Isu ini bukan hal baru, setiap tahun keluhan seperti ini sering terdengar. Persoalan menjadi lain, saat yang bersangkutan menyatakan kejadian ini sebagai dampak dari banyaknya proyek pembangunan yang bersumber dari Pokir DPRD yang konon pelaksanaannya dilakukan pengusaha lain.
Spontan saja dari pihak dewan bereaksi keras. Seperti biasa yang “ditugaskan” berbicara Sdr. Sundaya Anggota Badan Anggaran DPRD KBB. Beliau membantah tuduhan itu. Bahkan membandingkan antara besaran nilai proyek versi pokir dengan besaran Tunjangan Kinerja (Tukin) PNS KBB. Jadi membingungkan, apa hubungannya ?. Karena dalam struktur APBD keduanya masuk pada jenis belanja yang berbeda.
Padahal yang dipersoalkan oleh pengusaha itu menyangkut proyek pembangunan versi pokir yang masuk pada jenis belanja modal. Akhirnya informasi yang sampai ke publik menambah suasana semakin tidak jelas dan melebar.
Sebagai ilustrasi dapat dikemukakan bahwa pada APBD KBB 2023 teralokasikan anggaran sebesar 3,64 T. Dari sejumlah itu dialokasi pada Belanja Modal untuk membiayai proyek pembangunan sebesar 342 Milyar. Adapun versi pokir yang masuk pada Belanja Modal ini menurut penjelasan Kepala Balitbangda sebesar 75 Milyar. Dengan demikian, dana proyek pembangunan di luar versi pokir jauh lebih besar lagi yaitu sebesar 267 M (342 M – 75 M = 267 M).
Oleh karenanya tudingan pengusaha itu yang menunjuk versi pokir sebagai penyebab tidak mendapat pekerjaan pembangunan menjadi bias. Namun tidak perlu merasa aneh, kejadian semacam ini sering terjadi di KBB yang secara langsung menunjukan bahwa hubungan Bupati beserta jajarannya dengan DPRD KBB sedang kurang baik-baik saja, atau dengan mengunakan istilah normatif, sinergitas kedua lembaga ini perlu ditingkatkan lagi. Sehingga terkesan saling “lempar bola”. Wallohu A’lam.
Narasumber Pewarta: Djamukertabudi / Jacub Anwar Lewi. Editor Red: Liesnaega.