Palopo|Sulawesi Selatan – Imbas dari pembiaran tata kelola parkir yang amburadul, salah satu kampus kesehatan dikota palopo ini tidak memiliki lahan parkir yang mampu menampung ratusan kendaaraan mahasiswanya.
Sangat jelas bahwa berdirinya kampus kesehatan ini yang sudah bertahun-tahun sampai sekarang tidak memiliki lahan parkir sehingga di keluhankan warga.
Salah satu pemuda imam bonjol yang tidak ingin disebutkan namanya, mengungkapkan “Ini stikes selalu serobot pekaranganya orang,sudah berpuluh-puluh kali saya tegur supaya jangan parkir didepan jalan karna orang keluar masuk tapi tetap dia lakukan (Mahasiswa stikes) kalau bisa itu yayasan terjun langsung lihat itu karna kita ini keberatan juga dengan adanya parkir begitu”.
Kemudian, hal itu direspon oleh Ridal, dengan melayangkan surat somasi untuk klarifikasi oleh pihak yayasan (stikes luwu raya), dan surat tersebut di indahkan pada pertemuan, Rabu 12 Juni 2024 bersama wakil rektor 3.
Dari pertemuan tersebut tidak menemui titik terang Ridal menganggap pihak kampus menyepelekan aturan yang ada.
“Mustinya yang diprioritaskan adalah sarana parkir untuk mahasiswa, bukan peninggian gedung tinggi hingga 5 lantai. Apalagi kampus harus memberi contoh yang baik bukan malah sebaliknya yang meresahkan warga”. Tegasnya.
Sementara itu Azwad Pranata selaku pentolan aktivis luwu raya mengatakan, Pada dasarnya UU Nomor 22 tahun 2009 tentang LLAJ Pasal 28 dan 275 ayat 1 bahwa tindakan tersebut perbuatan yang melawan hukum dimana bahu jalan hingga lahan pemkot trotoar yang dialih fungsikan menjadi area parkir, ini merupakan suatu pelanggaran pada perda nomor 1 tahun 2017 pasal 17.
Kemudian audiensi tersebut digiring ke dinas perhubungan yang dihadari oleh kadis pergubungan kota palopo, seksi manajemen lalu lintas dan seksi pengembangan lalu lintas perhubungan kota palopo dan juga wakil rektor 3 dan bagian jaminan mutu.
Ironisnya pada saat audiensi kurang lebih 7 menit, manajemen lalu lintas mengatakan ada izin dan menarik retribusi.
Kemudian Azwad pranata menganggap dishub kususnya rekayasa jalan tidak punya dasar untuk menarik retribusi diobjek tersebut dan itu kami duga tindakan pungli.
Tidak adanya hasil yang jelas perwakilan pemuda dan warga memilih WOLKOUT dan Azwad Pranata sebelum meninggalkan forum memyampaikan “Tolong material bangunannya yang sementara penambahan tingkat tolong jangan sampai menjadi masalah baru di warga dan kami tidak ada akan berhenti sampai disini”, Tutup Azwad Pranata.