Yayasan Padepokan Puseur Galunggung Menyelenggarakan Milangkala ke – 8

  • Whatsapp

infoindonesiainews.com | SENIN, 18 JULI 2022.

KAB. TASIKMALAYA | Acara yang digelar pada hari minggu, 17 Juli 2022 bertempat di Lapangan Geger Nyangked Kec. Sariwangi Kab Tasikmalaya. Dihadirkan oleh para muspika, tokoh budaya, komunitas budaya, padepokan silat juga dari komunitas budaya dari Tasikmalaya dan dari luar kota seperti ciamis, garut, bogor,dst. Diantaranya Manggala Garuda Putih, Padepokan Rongkat Jagat Galunggung, Padepokan Tajiwulung Galunggung, Laskar Siliwangi Indonesia, Laskar Macan Ali Tasikmalaya, dll.

Bacaan Lainnya

Acara yang menampilkan beragam kesenian khas tatar Sunda mendapat respon antusias dari masyarakat setempat juga tamu undangan yang hadir antara lain karinding, debus, pencak silat, atraksi ular kobra, tarian khas tatar sunda (Jaipongan), juga pengobatan tradisional gratis.

Ki Sanca sebagai acara mengatakan ” Acara pagelaran tersebut, peringatan Milad Yayasan Padepokan Puseur Galunggung yang dipimpin oleh Mama Ugan, juga dengan budaya khas tatar sunda yang ini sudah tutup akibat tergerus jaman globalisasi, juga bertujuan untuk mempererat tali silaturahmi antara berbagai komunitas terutama budaya yang berada di Tasikmalaya. ”Ungkapnya.

Acara tersebut dihadiri juga oleh tokoh budaya skaligus mantan Kapolda Jawa Barat Irjen Pol ( Purn) Dr. Drs H. NAnton Charliyan MPKN nDalam sambutannya beliau mengatakan ”Saya mengucapkan selamat Milad bagi Yayasan Padepokan Puseur Galunggung dan saya merasa bangga bisa menyaksikan berbagai macam penampilan pertunjukan tradisional khas tatar sunda. Saya berharap kita semua bisa menjaga kabuyutan di Galunggung, terutama dari bangsa asing yang berusaha merebut kabuyutan di Galunggung, sesuai dengan amanat Galunggung. ”Ungkapnya.

Di sela – sela sambutannya, Abah Anton memberikan hadiah sebuah cincin dari jari tangan kepada seorang penonton yang berhasil menjawab pertanyaannya yakni apa arti dari amanat galunggung ” Hana nguni hana mangke, tan hana nguni tan hana mangke.” Yang artinya : tidak ada sekarang, jika tidak ada masa lalu, tidak ada kita jika tidak ada orang tua kita dan para leluhur. Amanat Galunggung tersebut dibuat oleh salah satu Raja/Resi Galunggung yakni Eyang Prabu Guru Dharma Siksa.

NARASUMBER PEWARTA : DEDI M. EDITOR RED : LIESNA EGA.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan